Pemerintah berkomitmen mewujudkan swasembada garam, khususnya untuk konsumsi pada tahun 2025 mendatang. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan Indonesia tidak boleh lagi mengimpor garam konsumsi mulai 1 Januari 2025. Aturan ini tertuang dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional.
Sedangkan untuk impor garam industri, Indonesia akan setop total di 2026 atau 2 tahun lagi.
“Tahun depan kita tidak boleh impor garam untuk konsumsi lagi, itu diatur oleh Perpres 126/2022, nggak boleh lagi. Jadi tanggung jawabnya (Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP) besar. Dan 2 tahun lagi garam industri juga harus bisa produksi sendiri, nggak boleh impor lagi,” kata Zulhas dalam konferensi pers usai Rapat Terbatas di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Ditemui usai Konferensi Pers, Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pihaknya kini tengah menggodok rencana pembangunan modeling pengelolaan garam yang juga akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun lokasi yang dipilih adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki kualitas garam dengan kandungan natrium klorida (NaCl) di atas 97%, atau telah memenuhi standar garam industri.
“Kalau garam Industri itu kan kebutuhan dasarnya kira-kira NaCL di atas minimum 97%. Di sana sudah kita lihat, (ternyata kandungannya) lebih dari 97% NaCL nya,” ungkap Trenggono kepada wartawan.
Modeling atau proyek percontohan ini diproyeksikan mulai berjalan pada 2025, dengan anggaran sekitar Rp2 triliun yang akan diajukan melalui BUMN. Saat ini, lanjutnya, tim sedang disiapkan untuk memulai pelaksanaan proyek tersebut.
“Kita mengusulkan, tapi nanti itu dialihkan kepada BUMN pangan. Kita mengusulkan (anggaran pembangunan modeling) ada paling tidak sedikitnya Rp2 triliunan,” ujarnya.
Kendati demikian, Trenggono mengaku masih belum memiliki cetak biru (blueprint) terkait modeling pengelolaan garam. Katanya, saat ini masih dalam proses penggodokan ide. Namun, ia menargetkan proyek ini segera dimulai pada awal 2025. Trenggono optimistis, jika hulu produksi berjalan baik, maka sektor hilir, termasuk industri yang membutuhkan garam, dapat ditata dengan lebih mudah
“Ya 2025 ini harus mulai dong. Awal 2025 harus segera jalan, nggak bisa lagi ditunda-tunda. (Karena) yang paling penting adalah mengerjakan hulunya terlebih dahulu. Kalau hulunya melimpah, saya yakin industri akan tertata,” pungkasnya.