Konglomerat dunia Keluarga Rothschild menjadi perhatian karena tersandung banyak kontroversi. Rothschild merupakan konglomerat bankir yang mendirikan berbagai institusi keuangan di Eropa sejak abad ke-18. Tahta kerajaan Rothschild nantinya akan jatuh pada Nathaniel Philip Victor James Rothschild atau Nat Rothschild yang merupakan anak bungsu dari Nathaniel Charles (Jacob), Lord Rothschild ke-4 (1936-2024) dan Serena Mary, Lady Rothschild (née Dunn) (1935-2024).
Sebenarnya jejak Rothschild di Indonesia sudah lama terlihat. Dia sempat berkongsi dengan Grup Bakrie melalui Bumi Plc pada 2010. Akan tetapi kemesraan keduanya tidak berlangsung lama, karena Rothschild menuduh Bakrie menyelewengkan uang perusahaan. Sebaliknya, Bakrie menuduh Rothschild mencuri data-data perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Kemudian perselisihan itu mulai surut setelah Bakrie mengembalikan saham Bumi Plc dan meminta kembali saham Bumi Resources dari Rothschild. Selain menarik kembali saham BUMI, Bakrie juga membeli kembali 84,7% saham BRAU yang dikuasai Bumi Plc.
Latar belakang Keluarga Rothschild pun kerap dilingkupi dengan teori konspirasi. Keluarga ini sebelumnya sering dikaitkan dengan teori tentang Illuminati, Tatanan Dunia Baru, dan kelompok uang gelap lainnya yang diduga menarik tali pemerintah dunia, dan keluarga Rothschild telah disalahkan atas berbagai hal buruk mulai dari memulai perang untuk keuntungan pribadi, mendanai Holocaust hingga pembunuhan presiden AS.
Lalu bagaimana dengan klaim kekayaan yang katanya mencapai US$ 350 miliar atau lebih dari Rp 5.000 triliun? Atau klaim lain yang menyebut keluarga ini mengendalikan hampir seluruh sistem perbankan dunia?
Menurut sebuah artikel Financial Times tahun 2010, keluarga ini memiliki pandangan jauh ke depan saat membangun bisnisnya yang tersebar di Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Austria. Meskipun telah berlangsung lebih dari 200 tahun dengan berbagai peristiwa, dinasti keluarga ini tetap eksis.
Bisnis inti perbankannya saat ini dikelola oleh generasi ketujuh dan sebagian besar masih dimiliki oleh keturunan Mayer Amschel, meskipun baru-baru ini keluarga tersebut menunjuk seorang eksekutif non-kerabat untuk pertama kalinya.
Di antara semua divisi bisnis Rothschild, cabang Prancis mengalami perubahan paling dramatis. Mulai dari pendiriannya pada tahun 1812 oleh Baron James de Rothschild, anak bungsu dari lima bersaudara, bisnis ini tumbuh dengan menerbitkan obligasi, membiayai kereta api, dan investasi pertambangan.
Namun, bisnis ini dialihkan kepada negara selama Perang Dunia II dan nasionalisasi terjadi pada 1980-an ketika pemerintah sosialis Prancis mengambil alih semua bank dengan simpanan di atas 1 miliar franc Prancis.
Bank milik keluarga, Banque Rothschild, bergabung menjadi Compagnie Européenne de Banque milik negara, dan keluarga menerima kompensasi sebesar 150 juta franc Prancis untuk bagian ekuitasnya.
Setelah melewati berbagai tantangan bisnis, pada tahun 2003, bisnis Prancis digabungkan dengan cabang Inggris di bawah perusahaan baru, Concordia BV.
Pada tahun 2008, setelah dua abad sejak lima putra Mayer Rothschild menyebar di seluruh Eropa, semua kepemilikan digabungkan menjadi satu perusahaan di bawah Paris Orléans, perusahaan yang berbasis di Prancis, menggabungkan semua bisnis keluarga.
Saat ini, bisnis Rothschild beroperasi dalam skala yang lebih kecil daripada masa kejayaannya pada abad ke-19, meskipun masih bergerak dalam berbagai sektor seperti real estat, layanan keuangan, pertanian, energi, pertambangan, pembuatan anggur, dan kegiatan nirlaba.