Situasi manufaktur di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Terlihat dari realisasi Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufacturing dalam teritori kontraksi dalam empat bulan beruntun.
“Secara global aktivitas manufaktur juga masih melemah 49,4. Ini kontraksi sejak Juli,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (8/11/2024)
Sri Mulyani memaparkan, situasi Indonesia memang tidak jauh berbeda dibandingkan banyak negara lain. Hanya India yang mampu tumbuh paling tinggi di dunia.
“Sebagian besar lain adalah dalam posisi stagnan atau kontraksi,” terangnya.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia juga tertinggal. Filipina, Vietnam, Thailand bahkan Singapura sudah masih zona ekspansif.
“Negara kita masih situasi kontraksi 49,2 sedangkan Filipina, Vietnam dan Singapura dan bahkan Thailand sudah di level 50,” papar Sri Mulyani.
Situasi ini turut menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Kepada jajaran kabinet Prabowo sampaikan agar persoalan manufaktur Indonesia diurus lebih serius.