Indeks Dolar AS Loyo, Rupiah Menguat ke Rp15.840/US$

Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di tempat penukaran uang PT Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Nilai tukar garuda berhasil menguat tipis di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah indeks dolar yang melemah serta penantian hasil Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan akhir pekan Jumat (29/11/2024) rupiah menguat hingga 0,16% ke level Rp15.840/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.830/US$ hingga Rp15.870/US$. Selama sepekan ini, rupiah bergerak cukup stabil dengan alami penguatan tipis hingga 0,19% dari penutupan sebelumnya yang berada pada level Rp15.870/US$.

Bersamaan dengan menguatnya rupiah hari ini (28/11/2024) Indeks Dolar AS (DXY) ambruk hingga 0,38% tepat pukul 15.00 ke posisi 105,74. Hal ini tentu membawa angin segar bagi rupiah dan menjadi salah satu pendorong menguatnya nilai tukar RI.

Selain didorong oleh melemahnya indeks dolar AS yang kembali ke level 105 an, rupiah juga menguat seiring optimisme pasar menjelang Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 yang digelar di Jakarta pada 29 November 2024 pukul 19.00 WIB.

Tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional” yang diusung dalam PTBI mencerminkan komitmen Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendukung transformasi menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Optimisme ini berakar pada respons bauran kebijakan BI, termasuk kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, yang terus diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar. Pelaku pasar juga menantikan proyeksi ekonomi dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, yang diperkirakan akan mencakup langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan pengelolaan suku bunga di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.

Selain itu, perhatian pasar tertuju pada kemungkinan kehadiran Presiden Prabowo Subianto, yang untuk pertama kalinya sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 dapat menyampaikan pandangannya mengenai kebijakan ekonomi makro. Kehadiran Presiden di acara ini akan memberikan sinyal positif terkait sinergi erat antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global yang dipicu oleh stagnasi ekonomi dan eskalasi geopolitik.

Momentum PTBI 2024 dipandang sebagai penguat sentimen pasar, mengingat stabilitas makroekonomi yang telah terjaga menjadi pondasi penting dalam mewujudkan Indonesia Emas. Dengan sinergi kebijakan yang berkesinambungan, optimisme terhadap penguatan ekonomi nasional terus meningkat, mendukung tren positif pada nilai tukar rupiah hari ini. Di sisi lain, pelemahan US Dollar Index (DXY) yang juga menjadi pendorong penguatan rupiah tertekan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik global.

Serangan terbaru Rusia ke Ukraina, termasuk penggunaan rudal yang menyasar infrastruktur energi di berbagai kota, memicu kekhawatiran pasar terhadap risiko eskalasi perang.

Penunjukan Jenderal Keith Kellogg oleh Presiden terpilih AS Donald Trump sebagai utusan khusus Ukraina-Rusia dan ancaman nuklir baru dari Presiden Vladimir Putin menambah ketidakpastian global. Meskipun intelijen AS menilai risiko penggunaan senjata nuklir tetap rendah, ketegangan ini menekan dolar AS sebagai aset safe haven, memberi peluang penguatan pada mata uang seperti rupiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*