Gojek & Grab Dapat Segini dari Transaksi di Aplikasi

Sejumlah pengemudi ojek daring (ojol) menggelar aksi demo di depan gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (29/8/2024). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)
Foto: Sejumlah pengemudi ojek daring (ojol) menggelar aksi demo di depan gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (29/8/2024). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)

Ribuan driver ojek online (ojol) dan kurir se-Jabodetabek menggelar aksi demo, siang hari ini Kamis (29/8/2024).

Mereka menuntut pemerintah dan perusahaan transportasi online untuk melegalkan status profesi driver ojol dalam undang-undang (UU). Selain itu, mereka juga menuntut perusahaan aplikasi untuk menurunkan biaya potongan aplikasi.

Ribuan massa driver ojol dan kurir online disebut akan berunjuk rasa di 4 titik yaitudi Istana Negara, kantor Gojek, kantor Grab, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Lalu seberapa besar pendapatan yang diperoleh oleh aplikator saat ini yang membuat banyak driver ojol resah dan turun ke jalan untuk melaksanakan aksi demo?

Mengutip paparan kinerja terbaru dua perusahaan publik yang menaungi mayoritas pendemo, Gojek dan Grab diketahui membukukan kenaikan pendapatan dari segmen on demand.

Secara spesifik, dalam tiga bulan kedua tahun ini (April hingga Juni) Grab membukukan pendapatan konsolidasi segmen Mobility US$ 247 juta atau setara Rp 3,83 triliun (asumsi kurs Rp 15.500/US$). Segmen Mobility tersebut mencakup layanan Grab Ride dan Grab Car yang dikonsolidasi di seluruh wilayah operasional Grab, tidak terbatas di Indonesia.

Pada periode yang sama, Grab diketahui memberikan insentif US$ 127,7 juta (Rp 1,98 triliun) yang mana US$ 58,5 juta kepada pelanggan dan US$ 69,2 juta lainnya kepada mitra. Sementara itu total transaksi (GMV) segmen Mobility Grab mencapai US$ 1,58 miliar (Rp 24,55 triliun).

Artinya total pendapatan dan promo yang diberikan Grab di segmen Mobility mencapai 23,65% dari total GMV atau transaksi Mobility yang terjadi di aplikasi.

Selanjutnya untuk segmen Deliveries, termasuk di dalamnya layanan Grab Food, Grab membukukan pendapatan US$ 356 juta (Rp 5,52 triliun) dengan insentif kepada pelanggan sebesar US$ 203,7 juta dan insentif partner US$ 117,3 juta. Total transaksi segmen Deliveries tercatat US$ 2,85 (Rp 44,17 triliun).

Artinya total pendapatan dan promo yang diberikan Grab di segmen Deliveries mencapai 23,75% dari total GMV atau transaksi Deliveries yang terjadi di aplikasi.

Grab merupakan perusahaan asal Singapura yang mencatatkan sahamnya di bursa Amerika Serikat.

Sementara itu, untuk Gojek yang merupakan bagian dari GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), metriks yang digunakan sedikit berbeda. Seluruh pendapatan Gojek tercatat masuk dalam segmen on-demand service, tanpa memerinci dari mobility dan deliveries.

Mengutip paparan kinerja Gojek terbaru,GTV on-demand services GOTO (April hingga Juni) tercatat Rp 15,5 triliun. Sementara itu pendapatan kotor dari segmen tersebut mencapai Rp 3,4 triliun. Artinya total pendapatan kotor Gojek mencapai 21,93% dari total GMV atau transaksi yang terjadi di aplikasi. GoTo diketahui memberikan insentif kepada pelanggan senilai Rp 750 miliar dan tidak memerinci porsi untuk segmen on demand dan fintech.

Grab-Gojek Respons Aksi Demo

Merespons aksi demo driver ojol, Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy mengatakan besaran tarif layanan pengantaran Grab sudah mengacu pada ketentuan Pasal 3 Permenkominfo No. 1/Per/M.Kominfo/01/2012 tentang Formula Tarif Layanan Pos Komersial.

Dalam pernyataan resminya, Tirza mengatakan tarif layanan juga dirancang untuk menjaga pendapatan para driver online, serta kestabilan permintaan pasar terhadap layanan Grab.

Ia juga menegaskan Grab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen.

Sementara itu, Head of Corporate Affairs Gojek Indonesia Rosel Lavina menyayangkan keputusan driver ojol yang bakal mematikan aplikasi saat melangsungkan demo.

Ia mengatakan Gojek terbuka terhadap aspirasi para mitra driver dan mengimbau agar penyampaian aspirasi itu dilakukan secara kondusif dan tertib.

Rosel menekankan operasional Gojek akan tetap berjalan normal dan konsumen dapat tetap menggunakan layanan Gojek seperti biasa.

Pengalaman tim CNBC Indonesia sejak sekitar pukul 10.00 WIB, layanan Gojek dan Grab mulai mengalami hambatan dalam pemesanan ojol. Waktu tunggu bisa mencapai 20 menitan dan lokasi driver yang didapatkan jauh dari titik penjemputan.

Di media sosial, netizen juga mulai ramai mengeluhkan kendala serupa. Gojek mengimbau para mitra driver agar tak terprovokasi dan tetap bekerja seperti biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*