Elon Musk ditinggal sendirian mendukung Donald Trump dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) AS. Karyawannya di Tesla, SpaceX, hingga X, ramai-ramai memberikan dukungan ke Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Pekerja di Tesla telah berkontribusi sebesar US$ 42.824 untuk mendukung kampanya Harris. Nilai itu jauh lebih besar ketimbang dukungan senilai US$ 24.840 untuk Trump, menurut firma non-profit OpenSecrets yang melacak kontribusi kampanye politik di AS.
Selanjutnya, anak buah Musk di SpaceX telah mendonasikan US$ 34.526 untuk Harris, berbading US$ 7.652 untuk Trump.
Lalu, karyawan di X menggelontorkan US$ 13.213 untuk Harris. Sementara untuk Trump kurang dari US$ 500.
Secara total, donasi yang dikumpulkan memang terhitung kecil untuk mendukung kampanye kandidat yang maju di Pilpres AS. Kendati demikian, hal ini menunjukkan perbedaan pandangan politik antara Musk dengan karyawan di perusahaan-perusahaan miliknya.
Kebanyakan karyawan Musk berbasis di California yang merupakan wilayah kuat pendukung Partai Demokrat, menurut CEO Gerber Kawasaki Wealth and Investment Management, Ross Gerber.
Gerber sendiri merupakan pemegang saham di Tesla dan X.
Pada Juli lalu, Musk mengatakan akan memindahkan kantor pusat X dan SpaceX dari California ke Texas karena hukum identitas gender di California. Gerber mengatakan rencana itu akan menyebabkan perusahaan Musk kehilangan banyak talenta terbaik.
Musk terang-terangan mendukung Trump dan menyebut ide-ide sayap kiri sebagai ‘virus woke’. Terkait dukungan dari para anak buahnya untuk Harris, Musk tak memberikan komentar.
Sebelumnya, Musk mendukung Joe Biden pada Pilpres AS 2020. Namun, lama-kelamaan Musk makin mengadopsi nilai-nilai politik sayap kanan.
Trump berjanji akan memberikan jabatan khusus bagi Musk jika terpilih sebagai Presiden AS, yakni memimpin komisi efisiensi pemerintah.