Astronom Temukan Planet Termuda di Antariksa, Segini Umurnya

This view shows the augmented target docking adapter (ATDA) made from the Gemini 9 space capsule by astronauts Thomas Stafford and Eugene Cernan, June 3, 1966.  (AP Photo)

Astronom baru menemukan salah satu planet termuda di antariksa yang disebut TIDYE-1b (juga dikenal sebagai IRAS 04125+2902 b). Planet ini baru berusia 3 juta tahun dan bisa dibilang masih dalam masa pertumbuhan.

Sebagai perbandingan, Bumi berusia 4,5 miliar tahun, artinya usia planet yang kita tempati 1.500 kali lebih tua.

Penemuan planet semuda ini bisa memberi banyak pelajaran bagi para ilmuwan tentang tahap awal pembentukan planet, dan keunikan planet yang satu ini membuat para ilmuwan mengevaluasi kembali model-model kelahiran planet.

“Astronomi membantu kita menjelajahi tempat kita di alam semesta, dari mana kita berasal dan ke mana kita akan pergi. Dengan menemukan planet seperti ini, kita bisa melihat ke masa lalu, melihat sekilas pembentukan planet saat terjadi,” kata Madyson Barber, penulis utama makalah dan mahasiswa pascasarjana di UNC-Chapel Hill, dikutip dari Science Alert, Selasa (26/11/2024).

Barber menemukan TIDYE-1b dengan menggunakan metode transit, yaitu ketika sebuah planet melintas di depan bintang induknya, meredupkan cahaya dan menampakkan dirinya pada pengamat, dalam hal ini adalah teleskop TESS milik NASA.

Sebelumnya, lebih dari selusin planet muda dalam rentang usia 10-40 juta tahun telah ditemukan melalui transit, tapi TIDYE-1b yang paling muda diantara planet lain.

Penemuan ini sangat langka karena dalam kondisi normal, planet-planet muda seperti itu biasanya tertutupi oleh gas dan debu yang membentuk ‘piringan protoplanet’, sebuah medan puing-puing yang mengitari bintang seperti cincin, tempat pembentukan planet-planet baru.

“Planet biasanya terbentuk dari piringan debu dan gas yang datar, itulah sebabnya planet-planet di Tata Surya kita tersusun sejajar dalam bentuk ‘pancake-datar’,” jelas Andrew Mann, profesor di UNC-Chapel Hill.

“Tapi di sini, piringannya miring, tidak sejajar dengan planet dan bintangnya. Sebuah perubahan yang mengejutkan yang menantang pemahaman kita saat ini tentang bagaimana planet terbentuk,” imbunnya.

Karena TIDYE-1b mengorbit bintangnya pada sudut yang berbeda dari piringan protoplanet utama, maka planet ini bisa terlihat meskipun usianya masih muda.

Biasanya dibutuhkan waktu lebih dari lima juta tahun untuk piringan semacam itu agar bisa terlihat jelas di sistem bintang muda. Jadi ini merupakan keberuntungan karena tanpa keberuntungan, para astronom tidak akan bisa melihat planet tersebut.

Planet ini berada sangat dekat dengan bintang induknya dan mengitari bintang induknya setiap sembilan hari sekali.

Para peneliti meyakini kalau planet ini merupakan contoh dari planet yang kelak akan menjadi ‘Bumi super’ atau ‘sub-Neptunus’, yaitu planet yang tidak ada di Tata Surya tapi ada di Tata Surya.

TIDYE-1b tidak sepadat Bumi, tapi diameternya 11 kali lebih besar.

Penemuan ini memberikan bukti yang meyakinkan kalau planet bisa terbentuk lebih awal dari yang diketahui sebelumnya. Kurangnya contoh planet yang lebih muda dari 10 juta tahun yang ditemukan sejauh ini bukan karena planet-planet itu tidak ada. Hanya saja, planet-planet itu cenderung tersembunyi dari pandangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*