Sinergi BUMN Bukan Cuma Slogan, Ini Buktinya

Gedung Kementerian BUMN. (Dok. Detikcom/Hendra Kusuma)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua telah membentuk holdingisasi, klasterisasi, dan merger di beberapa sektor seperti Holding Jasa Survei melalui IDSurvey, Holding Pariwisata dan Pendukung melalui InJourney, sektor energi melaui Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, sektor perkebunan melalui Holding Perkebunan Nusantara PTPN, Holding Pelabuhan Pelindo, hingga BUMN Spesialis Transformasi dan Investasi Danareksa.

Selain itu ada pula merger tiga anak usaha bank BUMN yang melebur menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Terbaru PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II telah dilebur menjadi PT Angkasa Pura Indonesia.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan terciptanya holdingisasi BUMN telah mempertimbangkan berbagai aspek. Tujuan dari holding sendiri untuk menciptakan sinergi antar perusahaan terkait.

“Ya saya kira holdingisasi ini sudah mempertimbangkan semuanya. Holdingisasi ini adalah bentuk real dari sinergi BUMN, karena perlu kita pahami bahwasanya selama ini, sinergi itu hanya dalam bentuk slogan, sementara real-nya sebelum ada holdingisasi itu banyak sekali BUMN kita khususnya di anak-anak dan cucunya itu justru saling bersaing sendiri, bukan bersinergi,” jelasnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2024).

Contohnya, Holding BUMN Jasa Survei dengan induk PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI. Pembentukan holding ini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2021.

Terbentuknya holding BUMN Jasa Survei atau disebut dengan nama IDSurvey, ditandai dengan pengalihan saham milik Negara pada PT SUCOFINDO dan PT Surveyor Indonesia kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero). IDSurvey fokus dalam melakukan pengembangan jasa baru dan perluasan pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Direktur Operasi BKI Benny Susanto berharap kehadiran IDSurvey memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, karena bisnis pemastian yang dijalankan oleh IDSurvey bertujuan untuk meningkatkan kualitas keselamatan dan keamanan produk dan jasa yang digunakan serta dikonsumsi oleh masyarakat melalui pengujian, inspeksi dan sertifikasi berdasarkan standar nasional dan internasional. Di samping itu, tentunya kami berharap holdingisasi ini memberikan hasil yang positif bagi kinerja BKI dan juga dua anak perusahaannya, yakni PT Sucofindo dan PT Surveyor Indonesia.

“Pemanfaatan sumber daya tiga entitas secara bersama ini merupakan salah satu poin kolaborasi yang berpengaruh pada peningkatan pendapatan dan laba, efisiensi, dan utilisasi, serta pencegahan redundansi,” ujar Benny, dikutip Kamis (3/10/2024).

Direktur Layanan Sumber Daya Alam PT SUCOFINDO Darwin Abas menyampaikan potensi kolaborasi strategis IDSurvey memberikan nilai tambah pada berbagai industri yang memanfaatkan jasa testing, inspection, certification (TIC). Hal ini selaras dengan visi besar holding yang ingin memaksimalkan kontribusinya bagi perekonomian Indonesia dan menjadi perusahaan TIC berskala global.

“Kita sebagai IDSurvey mampu memberi nilai tambah di beragam sektor bisnis dan adaptif mendukung pelaku usaha misalnya, pada penerapan untuk industri baterai untuk kendaraan listrik, TKDN, sertifikasi Halal, layanan Energi Terbarukan, dan layanan green untuk mendukung Net Zero Emission,” ucap Darwin.

Piter juga menambahkan bahwa pembentukan holding dan merger pada perusahaan negara dapat menciptakan potensi besar. “Potensi yang begitu besar yang selama ini dikuasai oleh perusahaan swasta, misalnya pariwisata, itu sekarang punya potensi untuk direbut,” ucapnya.

Sebagai informasi, penggabungan Angkasa Pura dilatarbelakangi dengan landasan bahwa Indonesia memiliki potensi utama untuk menjadi pasar aviasi dan pariwisata. Terdapat sejumlah faktor yang berpotensi untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar utama aviasi dan pariwisata, antara lain, kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dan kelas konsumen yang terus berkembang, posisi geografis yang strategis, keindahan alam dan budaya yang beragam, serta sumber daya alam yang melimpah.

Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah kontribusi pariwisata, penumpang domestik dan internasional, wisatawan asing, serta airfreight cargo yang ada dan dikelola di Indonesia.

Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas dalam negeri, yang diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan meningkatkan daya saing sektor pariwisata di Indonesia.

Penggabungan PT Angkasa Pura I (AP1) dan PT Angkasa Pura II (AP2) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) juga merupakan terobosan besar dalam sektor industri aviasi dan kebandarudaraan di Indonesia, serta diharapkan akan menjadi sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam industri aviasi di Indonesia.

https://trentinobook.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*