Dolar AS Rp15.000, Mantan Bos BI Berharap SRBI Dikurangi

Gubernur Bank Indonesia Periode 2003-2008, Burhanuddin Abdullah dalam UOB Indonesia Economic Outlook 2025 di Kempinski, Jakarta, Rabu (25/9/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Periode 2003-2008, Burhanuddin Abdullah dalam UOB Indonesia Economic Outlook 2025 di Kempinski, Jakarta, Rabu (25/9/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Burhanuddin Abdullah meminta Bank Indonesia mulai mengurangi penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), sebab tujuannya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui penyerapan modal asing sudah tercapai.

Burhanuddin menjelaskan, pengurangan penerbitan SRBI ini juga penting supaya transmisi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate bisa segera dilaksanakan perbankan. Melalui transmisi itu suku bunga kredit bisa semakin bertumbuh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Jadi saya kira mungkin SRBI kalau misalnya suku bunga bisa turun, ya SRBI bisa dipikirkan untuk ditahan, dikurangilah oleh BI,” ucap Burhanuddin Abdullah ditemui seusai acara UOB Economic Outlook 2025, Rabu (25/9/2024).

Meski demikian, Burhanuddin mengaku tidak memiliki wewenang khusus untuk menekan BI untuk mengambil keputusan itu. Mantan Gubernur Bank Indonesia periode 2003-2008 itu mengatakan, BI merupakan lembaga independen.

“Apalagi dengan penguatan rupiah yang ada sekarang sehingga barangkali point untuk pertahankan SRBI dalam jumlah besar sudah tidak ada lagi. Tapi ya otoritas moneter punya anu nya sendiri, saya hanya melihat saja,” kata Burhanuddin.

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tren penguatan seiring derasnya aliran dana asing yang masuk.

Mata uang rupiah pada perdagangan kemarin Selasa (24/9/2024) berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15.180/US$ di pasar spot, menguat 0,1%.

Pasar keuangan RI yang sumringah kemarin terjadi sejalan dengan derasnya arus dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik Indonesia serta rilis data realisasi APBN Agustus 2024.

Investor asing terus membanjiri pasar keuangan Indonesia setelah The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps).

Keputusan ini memberikan sentimen positif pada pasar keuangan global, termasuk Indonesia, di mana aliran dana asing masuk secara signifikan.

Bank Indonesia (BI) mencatat pada periode 17-19 September 2024, investor asing membeli aset neto sebesar Rp 25,6 triliun.

Sebagian besar dari dana tersebut masuk melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN) dengan total Rp 19,76 triliun, sementara Rp 4,19 triliun mengalir ke pasar saham, dan Rp 1,66 triliun ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sepanjang tahun 2024, total pembelian asing mencapai Rp 259,89 triliun di ketiga sektor tersebut, menunjukkan kepercayaan kuat terhadap pasar Indonesia.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*