Nasib Alibaba kian memburuk sejak ditinggal pendirinya Jack Ma empat tahun lalu. Raksasa e-commerce China itu harus mengalami tantangan berat dari pendapatan yang tidak memenuhi ekspektasi hingga ketatnya persaingan pasar.
Pada kuartal yang berakhir 30 Juni, pendapatan Alibaba tercatat 243,24 miliar yuan. Angka itu jauh di bawah perkiraan rata-rata analis sebesar 249,05 miliar yuan.
Alibaba dan banyak pemain lain harus menghadapi turunnya tren belanja di China. Konsumen tidak menghabiskan banyak uang untuk berbelanja seperti sebelumnya karena ekonomi China yang ambruk.
“Kemerosotan belanja di China nyata. Konsumen berbelanja lebih sedikit, menurunkan tingkat pembelian dan jadi lebih rasional,” jelas analis M Science, Vinci Zhang, dikutip dari Reuters, Jumat (16/8/2024).
Penjualan pada festival e-commerce bulan Juni lalu di China juga mengalami penurunan untuk pertama kalinya. Ini masih terjadi meski banyak platform besar menawarkan program yang jangka panjang.
China memang tengah mengalami berhentinya pemulihan ekonomi. Belum lagi adanya pelemahan pada pasar properti dan tingginya ketidakamanan lapangan kerja.
Selain itu, Alibaba digempur banyaknya pesaing di sektor e-commerce China. Perusahaan harus menghadapi JD.com, PDD Holdings, Pinduoduo, dan Douyin.
Para pemain tersebut memiliki kekuatannya sendiri. Misalnya PDD Holdings yang terkenal dengan banyak program diskon daam platform.
Selama setahun terakhir, Alibaba memang mengalami banyak nasib buruk. Misalnya mundurnya Daniel Zhang, pengganti Jack Ma, mundur dari posisinya sebagai CEO dan Chairman Alibaba.
Dia menjadi pimpinan divisi cloud, yang akhirnya juga turun setelah tiga bulan. Eddie Yongming Wu menggantikannya sebagai CEO dan memimpin divisi cloud.
Bisnis cloud yang tadinya dipisah juga akhirnya dibatalkan setelah enam bulan. Perusahaan beralasan adanya ketidakpastian dari pembatasan ekspor AS untuk chip pada aplikasi AI.