Israel memperluas perintah evakuasi di wilayah Khan Younis, Gaza. Hal ini terjadi setelah serangan Negeri Zionis menewaskan 90 warga sipil di daerah tersebut.
Dalam sebuah pengumuman di X, Minggu (11/8/2024), Israel meminta warga sipil untuk kembali mengungsi ke zona aman terbaru yang ditetapkan. Mereka mengaku perintah ini diturunkan tatkala sedang berupaya menargetkan sejumlah sel milisi Hamas di wilayah itu, yang biasa melancarkan serangan dan menembakkan roket ke Israel.
“Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke zona kemanusiaan yang baru dibuat. Daerah tempat Anda berada dianggap sebagai zona pertempuran yang berbahaya,” tulis pengumuman itu dikutip Reuters.
Tentara Israel mengatakan telah menyerang sekitar 30 target militer Hamas dalam 24 jam sebelumnya, termasuk bangunan militer, pos peluncuran rudal anti-tank, dan fasilitas penyimpanan senjata. Namun salah satu serangan mengenai sebuah sekolah yang menewaskan 90 warga.
Kemudian pada hari Minggu, serangan udara Israel di dekat pasar Khan Younis di pusat kota menewaskan empat warga Palestina dan melukai beberapa lainnya. Asap juga nampak mengepul dari area tempat pesawat Israel melakukan serangan. Warga mengatakan dua gedung bertingkat dibom.
Israel memulai serangannya di Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu Israel Selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Dalam serangan itu, Hamas juga menangkap lebih dari 250 sandera.
Di sisi lain, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak perang pecah Oktober lalu. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil tetapi Israel mengatakan setidaknya sepertiganya adalah pejuang Hamas. Israel mengatakan telah kehilangan 329 tentara di Gaza.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka. Saat ini, rumah dan properti mereka sebagian besar telah berubah menjadi tanah kosong yang dipenuhi puing-puing.
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa warga di Gaza terjebak dan tidak punya tempat untuk pergi. Mereka terus diminta berpindah ke lokasi-lokasi pengungsian yang tidak begitu layak.
“Beberapa orang hanya mampu membawa anak-anak mereka, beberapa orang membawa seluruh hidup mereka dalam satu tas kecil. Mereka akan pergi ke tempat-tempat yang penuh sesak di mana tempat penampungan sudah dipenuhi keluarga. Mereka telah kehilangan segalanya dan membutuhkan segalanya,” katanya.